Tiada siapa boleh
menjamin
engkau berda di atas selalu
kau bukan Tuhan yang
Maha Berkuasa
engkau hanya manusia biasa
terikat dengan takdir ilahi
pergolakan dunia
sentiasa berlaku
ada yang menang
ada yang kalah
aman lah kau disana
wahai pengaruh besar
pemimpin datang dan pergi
hanya semangatmu menjadi bekal
Thursday, February 12, 2015
Monday, February 2, 2015
Lamunan
Lamunan ku terhenti
Pabila teringat tentang masa silam
Masa yang begituku
Akui hebat dan gemilang
Ketika fajar menyingsing
Burung burung berkicauan
Ku dengar desiran ombak
Begitu indah hari itu
Ingin kulalui
Hari itu selalu
Apakan daya
Masa telah berubah
Kini ku berhijrah ke suatu
Tempat yang asing
karya Ahmad daniel
Pabila teringat tentang masa silam
Masa yang begituku
Akui hebat dan gemilang
Ketika fajar menyingsing
Burung burung berkicauan
Ku dengar desiran ombak
Begitu indah hari itu
Ingin kulalui
Hari itu selalu
Apakan daya
Masa telah berubah
Kini ku berhijrah ke suatu
Tempat yang asing
karya Ahmad daniel
Wednesday, January 28, 2015
IZM
Ini zaman baru
Zaman yang memerlukan kesabaran tinggi
Ramai yang goyah
Dek nafsu dunia
Leka terpalit dek masa yang semakin pantas
Rela aku menjadi
Kupu-kupu yang terbang bebas
Tanpa ada ujian yang mendatang
Zaman yang memerlukan kesabaran tinggi
Ramai yang goyah
Dek nafsu dunia
Leka terpalit dek masa yang semakin pantas
Rela aku menjadi
Kupu-kupu yang terbang bebas
Tanpa ada ujian yang mendatang
Thursday, January 8, 2015
Bait Syair Membuatkan Imam Ahmad Menangis.
Apabila tiba saat tuhanku berkata padaku: Tidakkah engkau malu melakukan maksiat kepadaku?
Engkau menyembunyikan dosa dari makhlukku sedang dengan dosa engkau datang berjumpaku?
Maka bagaimanalah aku boleh jawab dan siapalah yang boleh mempertahanku?
Aku sentiasa mendamaikan perasaanku dengan harapan-harapan dari detik ke detik.
Sedang aku lupa apa yang berlaku selepas kematian apalah yang cukup untukku.
Seolah-olahnya aku telah dapat menjamin akan terus hidup dan kematian tidak akan datang.
Jika tibalah saat sakit kematian siapalah yang boleh menahannya dariku?
Aku hanya mampu melihat wajah-wajah di depanku adakah seseorang di kalangan mereka yang boleh menebusku?
Aku bakal ditanya apalah yang telah aku persembahkah di duniaku dahulu yang boleh menyelamatkan daku.
Bagaimanalah jawapanku setelah mana aku mengabaikan urusan agamaku?
Hai kesalnya apakah aku tidak pernah mendengar kalam Allah yang menyeruku?
Apakah aku tidak pernah mendengar kandungan surah Qaf dan surah Ya Sin
Apakah aku tidak pernah mendengar tentang hari perhimpunan, perkumpulan dan pembalasan.
Tidak pernahkah aku mendengar penyeru kematian yang mengajakku dan memanggilku?
Wahai tuhanku inilah seorang hamba yang kembali siapalah yang sanggup menerimanya?
Kecuali tuhan yang maha pengampun, yang maha kaya, yang sentiasa memberiku pedoman ke jalan sebenar.
Aku mendatangi mu maka kasihanilah daku dan beratkanlah neraca timbanganku.
Ringankalah pembalasanku kerana engkaulah sahajalah paling diharap kebaikannya apabila melakukan pembalasan
Nafsu
“Ubahlah kerana-Nya sesuatu yang Dia benci dari nafsumu sehingga Dia memberimu apa yang kamu sukai. Jalan itu luas. Berdirilah dan teguhlah. Beramallah dan jangan lalai selama tali dengan dua hujungnya di tanganmu.
Mohonlah pertolongan kepada-Nya atas sesuatu yang menjadikan kebaikanmu. Kenderailah nafsumu, jika tidak, ia akan mengenderai kamu. Nafsu itu tukang memerintahkan keburukan di dunia dan tukang mencela di akhirat.”
~ Syeikh Abdul Qadir Jailani
Di kala Ajal Sudah Sampai
“Katakan pada para sahabatku, ketika mereka melihatku, mati
Menangis untukku dan berduka bagiku
Janganlah mengira bahwa jasad yang kau lihat ini adalah aku
Dengan nama Allah,kukatakan padamu, ini bukanlah aku,
Aku adalah jiwa, sedangkan ini hanyalah selonggok daging,
Ini hanyalah rumah dan pakaian ku sementara waktu.
Aku adalah harta karun, jimat yang tersembunyi,
Dibentuk oleh debu ,yang menjadi singgasanaku,
Aku adalah mutiara, yang telah meninggalkan rumahnya,
Aku adalah burung, dan badan ini hanyalah sangkar ku
Dan kini aku lanjut terbang dan badan ini kutinggal sbg kenangan
Puji Tuhan, yang telah membebaskan aku
Dan menyiapkan aku tempat di surga tertinggi,
Hingga hari ini , aku sebelumnya mati,
meskipun hidup diantara mu.
Kini aku hidup dalam kebenaran, dan pakaian
kubur ku telah ditanggalkan.
Kini aku berbicara dengan para malaikat diatas,
Tanpa hijab, aku bertemu muka dengan Tuhanku.
Aku melihat Lauh Mahfuz, dan didalamnya ku membaca
Apa yang telah, sedang dan akan terjadi.
Biarlah rumahku runtuh,
baringkan sangkar kudi tanah,
Buanglah sang jimat, itu hanyalah sebuah kenang2an, tidak lebih Sampingkan jubahku, itu hanyalah baju luar ku,
Letakkan semua itu dalam kubur,
biarkanlah terlupakan,
Aku telah melanjutkan perjalananku dan kalian semua tertinggal.
Rumah kalian bukanlah tempat kulagi.
Janganlah berpikir bahwa mati adalah kematian, tapi itu adalah kehidupan,
Kehidupan yang melampaui semua mimpi kita disini,
Di kehidupan ini, kita diberikan tidur,
Kematian adalah tidur, tidur yang diperpanjang
Janganlah takut ketika mati itu mendekat,
Itu hanyalah keberangkatan menuju rumah yang terberkati ini
Ingatlah akan ampunan dan cinta Tuhanmu,
Bersyukurlah pada KaruniaNya dan datanglah tanpa takut.
Aku yang sekarang ini, kau pun dapat menjadi
Karena aku tahu kau dan aku adalah sama Jiwa-jiwa yang datang dari Tuhannya
Badan badan yang berasal sama Baik atapun jahat, semua adalah milik kita
Aku sampaikan pada kalian sekarang pesan yang menggembirakan
Semoga kedamaian dan kegembiraan Allah menjadi milikmu selamanya.
Karya : Imam Al Ghazali
Sunday, January 4, 2015
Kelana
Dan tiadalah duduk setempat bagi orang cerdik dan beradab itu dianggap sebagai rehat.
Tinggalkanlah tanah air dan mengembaralah,
Berkelanalah, engkau akan dapat pengganti orang yang kamu tinggalkan.
Berusahalah, kerana keindahan hidup itu ada pada berpenat-penatan.
Aku melihat air yang tenang bertakung,
mencemar kandungannya sendiri. Sekiranya ia mengalir, ia akan baik.
Sekiranya ia tidak mengalir, tercemar.
Syair Imam Syafie
Subscribe to:
Posts (Atom)